Jumat, 17 Juli 2015

GIGI TERPENDAM/ gigi impaksi (bagian 1)

Istilah ini biasanya diartikan untuk gigi yang erupsinya oleh sesuatu sebab terhalang, sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal di dalam deretan susunan gigi geligi.

Hambatan halangan ini biasanya berupa :

Hambatan dari sekitar gigi
Hambatan dari gigi itu sendiri


Ad.a.  Hambatan dari sekitar gigi
            Dapat terjadi oleh karena :

1.      Tulang yang tebal serta padat
2.      Tempat untuk gigi tersebut kurang
3.      Gigi tetangga menghalangi erupsi gigi tersebut
4.      Adanya gigi desidui yang persistensi
5.      Jaringan lunak yang menutupi gigi tersebut kenyal atau liat.


Ad.b.   Hambatan dari gigi itu sendiri :
            Dapat terjadi oleh karena :

1.      Letak benih abnormal
-          Horizontal
-          Vertikal
-          Kaudal
-          Distal dan lain-lain

2.      Daya erupsi gigi tersebut kurang.


Ada suatu teori yang menyatakan berdasarkan evolusi manusia dari zaman dahulu sampai sekarang bahwa manusia itu makin lama makin kecil dan ini menimbulkan teori bahwa rahang itu makin lama makin kecil, sehingga tidak dapat menerima semua gigi yang ada.
Tetapi teori ini tidak dapat diterima, oleh karena tidak dapat menerangkan bagaimana halnya bila tempat untuk gigi tersebut cukup, tetapi gigi tersebut tidak dapat tumbuh secara normal misalnya letak gene abnormal dan mengapa ada bangsa yang sama sekali tidak mempunyai gigi terpendam misalnya bangsa Eskimo, bangsa Indian, bangsa Maori dan sebagainya.
Kemudian seorang ahli yang bernama Nodine, mengatakan bahwa sivilisasi mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan rahang. Makin maju sesuatu bangsa maka stimulan untuk pertumbuhan rahangnya makin berkurang. Kemajuan bangsa mempunyai hubungan dengan pertumbuhan rahang, karena bangsa yang maju diet makanannya berbeda dalam tingkatan kekerasan dibandingkan dengan bangsa yang kurang maju. Misalnya bangsa-bangsa primitif lebih sering memakan makanan yang lebih keras sedangkan bangsa modern lebih sering makan makanan yang lembek, sehingga tidak atau kurang memerlukan daya untuk mengunyah sedangkan mengunyah merupakan stimulan untuk pertunbuhan rahang.



ETIOLOGI GIGI TERPENDAM MENURUT BERGER

Kausa Lokal :

1. Posisi gigi yang abnormal
2. Tekanan terhadap gigi tersebut dari gigi tetangga
3. Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut
4. Kurangnya tempat untuk gigi tersebut
5. Gigi desidui persistensi (tidak mau tanggal)
6. Pencabutan gigi yang prematur
7. Inflamasi yang kronis yang menyebabkan penebalan mukosa sekeliling gigi
8. Adanya penyakit-penyakit yang menyebabkan nekrose tulang karena          
     inflamasi atau abses yang ditimbulkannya.
9. Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anak-            
    Anak


Kausa Umur :

Gigi terpendam dapat terjadi juga bila tidak ada kausa lokal dan dapat disebabkan karena :

Kausa prenatal :
a.       Keturunan
b.      “ Miscegenation”

Kausa Postnatal :
Semua keadaan atau kondisi yang dapat mengganggu pertumbuhan pada kanak-kanak seperti :

a.       Ricketsia
b.      Anemi
c.       Siphilis kongenital
d.      T.B.C
e.       Gangguan kelenjar endokrin
f.       Malnutrisi

Kelainan Pertumbuhan :
a.       Cleido cranial dysostosis
b.      Oxycephali
c.       Progeria
d.      Achondroplasia
e.       Celah langit-langit


Cleido Cranial Dysostosis :

Terjadi pada masa kongenital dimana terjadi kerusakan atau ketidak beresan dari pada tulang kranial. Hal ini biasanya diikuti dengan persistensi gigi susu dan tidak erupsinya atau tidak terdapat gigi permanen, juga ada kemungkinan dijumpai gigi supernumeri yang rudimenter.

Oxycephali :

Suatu kelainan dimana terdapat kepala yang lonjong diameter muka belakang sama dengan dua kali kanan atau kiri. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan rahang.

Progeria :

Merupakan suatu kelainan dimana penderita terlalu cepat tua. Kelainan ini merupakan suatu bentuk infantilisme yang ditandai dengan :
-          Tubuh yang tetap kecil
-          Tidak ada tanda-tanda kedewasaan seperti bulu ketiak, bulu pubis dan lain sebagainya.
-          Kulit berkerut, rambut putih, muka, kelakuan dan tindakan seperti orang tua.

Achondroplasia :

Suatu penyakit dari kerangka, yang dimulai dari fetus dan memberi bentuk kerdil, tulang-tulang rawan tidak tumbuh normal.

Celah langit-langit :

Dimana tidak ada perlekatan antara tuber maksilaris dengan tuber palatinalis, kebanyakan kasus ini penyebabnya herediter.

Semua kausa tersebut diatas erupakan etiologi dari gigi terpendam yang manapun. Menurut penyelidikan insidens gigi terpendam terdapat dalam urutan sebagai berikut :

1.      Molar tiga mandibula
2.      Molar tiga maksila
3.      Kaninus maksila
4.      Kaninus mandibula
5.      Premolar mandibula
6.      Premolar maksila
7.      Insisivus pertama maksila
8.      Insisivus kedua maksila

Gigi yang terpendam merupakan sumber potensial yang terus menerus dapat menimbulkan kerusakan atau keluhan sejak gigi tersebut mulai erupsi.

            - Molar tiga     =          17  -  21  tahun

            - Kaninus         =            6  -  15  tahun

            - Premolar        =            9  -  12  tahun

            - Insisivus        =            4  -    7  tahun


KERUSAKAN ATAU KELUHAN YANG DITIMBULKAN

Inflamasi
Resorpsi gigi tetangga
Kista ( Folikuler )
Rasa sakit – neuralgia
Fraktur (Patah tulang rahang)
dan komplikasi lain

Ad.1.   Inflamasi.
  
Inflamasi merupakan suatu perikoronitis yang lanjutannya menjadi abses dento-Alveolar akut-kronis, ulkus sub-mukus yang apabila keadaan tubuh lemah dan tidak mendapat perawatan dapat berlanjut menjadi osteomyelitis. Biasanya gejala-gejala ini timbul bila sudah ada hubungan soket gigi atau folikel gigi dengan rongga mulut.

Ad.2.   Resorpsi gigi tetangga.

Setiap gigi yang sedang erupsi mempunyai daya tumbuh ke arah oklusal gigi tersebut. Jika pada stadium erupsi, gigi mendapat rintangan dari gigi tetangga maka gigi mempunyai daya untuk melawan rintangan tersebut.

Misalnya gigi terpendam Molar tiga dapat menekan Molar dua, Kaninus dapat menekan insisivus dua dan Premolar. Premolar dua dapat menekan Premolar satu.

Disamping mengalami resorpsi, gigi tetangga tersebut dapat berubah arah atau posisi.

Ad.3.   Kista.

Suatu gigi yang terpendam mempunyai daya untuk merangsang pembentukan kista atau bentuk patologi terutama pada masa pembentukan gigi.
Benih gigi tersebut mengalami rintangan sehingga pembentukannya terganggu Menjadi tidak sempurna dan dapat menimbulkan premordial kista dan folikular kista.

Ad.4.   Rasa Sakit.

Rasa sakit dapat timbul bila gigi terpendam menekan syaraf atau menekan gigi tetangga dan tekanan tersebut dilanjutkan ke gigi tetangga lain di dalam deretan gigi, dan ini dapat menimbulkan rasa sakit.

Rasa sakit dapat timbul karena :

a.       Periodontitis pada gigi yang mengalami trauma kronis.
b.      Gigi tependam langsung menekan n.alveolaris inferior pada kanalis mandibularis.
c.       Resorpsi gigi tetangga sampai mengenai kanalis radisis, sehingga gigi mengalami pulpitis.

Ad.5.   F r a k t u r.

Fraktur dari tulang rahang sebetulnya akibat gigi terpendam dapat timbul oleh karena terjadi kista yang besar pada rahang tersebut sehingga dapat terjadi fraktur patologis. Gigi terpendam dapat menimbulkan abses yang bila tidak dirawat dapat terjadi fraktur patologis akibat dari Osteomyelitis.

Ad.6.   Komplikasi-komplikasi lain.

            Gigi terpendam merupakan benda yang letaknya abnormal di dalam tulang             rahang dan merupakan sumber potensial untuk terjadinya bermacam kompli-            kasi, walaupun jarang dapat menyebabkan :

a.       Tinnitus aurium (kuping mendengung)
b.      Otitis
c.       Kelainan pada mata seperti :
- Kabur
                  - Kebutaan
                  - Iritis
                  - Sakit menelan seperti pada glaukoma

Melihat komplikasi yang dapat ditimbulkannya, maka dapat disimpulkan bahwa gigi terpendam ini harus diambil dan sebaiknya diambil sedini mungkin. Tetapi ada pendapat lain bahwa gigi terpendam ini tidak usah diambil bila prognosanya baik atau bila tidak menimbulkan keluhan. Sebagian kecil daripada para ahli menganut pendapat terakhir ini.

INDIKASI PENGAMBILAN GIGI TERPENDAM ( ODONTEKTOMI ) :

Yaitu bila :
1.      Menimbulkan gejala neuralgia disebabkan tekanan gigi pada syaraf.
2.      Pembentukan kista.
3.      Ada gejala inflamasi
4.      Mengalami karies
5.      Ada gejala akan menimbulkan karies pada gigi tetangga.

Prinsip perawatan adalah membuat trauma sekecil mungkin, yaitu :

a.       Kerja dengan teknik yang teratur.
b.      Operasi atau pengambilan harus dilakukan dengan penglihatan langsung
c.       Membuat rencana yang lengkap sehingga pengeluaran tenaga sekecil mungkin.
d.      Gigi tetangga dan struktur periodontium harus tetap dalam keadaan utuh.

Pemeriksaan klinis :
          
            Banyak penderita dengan gigi terpendam, tidak mempunyai keluhan dan kadang-kadang tidak tahu bahwa ada kelainan pada gigi geliginya.

Keluhan biasanya berupa :

1. Perikoronitis dengan gejala-gejala :
    - rasa sakit di regio tersebut
    - pembengkakan
    - mulut bau ( foeter exore )
    - pembesaran limfe-node sub-mandibular.

2. Karies pada gigi tersebut :
    Dengan gejala : pulpitis, abses alveolar yang akut.
    Hal yang sama dapat terjadi bila suatu gigi mendesak gigi tetangganya, hal ini dapat   menyebabkan terjadinya periodontitis.

3. Pada penderita yang tidak bergigi.
    Rasa sakit ini dapat timbul karena penekanan protesa sehingga terjadi perikoronitis.

4. Kadang-kadang dapat terjadi parastesi, neuralgia pada bibir bawah, ini mungkin     disebabkan tekanan pada n.mandibularis.
Tekanan pada n.mandibularis dapat juga menyebabkan rasa sakit pada Premolar dan Kaninus.

Pemeriksaan ekstra oral :

Kita perhatikan : 
1. Apakah ada pembengkakan.
2. Apakah ada pembesaran limfenode yang kadang-kadang tidak terasa sakit.
3. Adanya parastesi.

Pemeriksaan intra oral :

Kita perhatikan : - keadaan gigi, erupsi atau tidak
                            - Karies atau tidak, adanya perikoronitis.
                            -  Posisi gigi tetangga, hubungan dengan gigi tetangga, ruang antara
                                gigi dengan ramus ( pada molar tiga mandibula ).

Pemeriksaan Ro – foto : - dental foto ( intra oral )
                                        - obligue

                                        - occlusal foto / bite-wing

Tidak ada komentar: